
Jakarta, 19 Agustus 2025 — Ketua Umum Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) Indonesia, Datuk Seri H. Said Aldi Al Idrus, bertemu dengan Ketua DMDI Sumatera Utara, Datuk Dr. H. M. Isa Indrawan, di Medan pada Ahad (19/8). Pertemuan itu menegaskan langkah serius dalam mematangkan persiapan Konvensyen DMDI ke-23 yang akan berlangsung di Jakarta pada 23–26 Oktober 2025.
Lokasi dan Kehadiran Delegasi Internasional
Konvensyen internasional tersebut akan berlangsung di Hotel Borobudur dan Masjid Istiqlal Jakarta. Panitia menargetkan kehadiran delegasi dari 23 negara anggota DMDI, tokoh Melayu-Islam, ulama, akademisi, dan pemuda dari berbagai negara Islam.
Selain forum utama, panitia menambahkan kegiatan yang memperkuat interaksi antarbangsa. Dengan demikian, acara ini tidak hanya bersifat seremonial, melainkan juga menciptakan ruang kerja sama nyata.
Kolaborasi Pusat dan Daerah Jadi Kunci
Dalam pertemuan itu, Datuk Seri Said Aldi menekankan pentingnya koordinasi pusat dan daerah. Ia menyatakan bahwa keberhasilan konvensyen bergantung pada sinergi semua pihak. Oleh karena itu, ia mengajak setiap pengurus untuk terlibat aktif sejak tahap persiapan.
Sementara itu, Datuk Dr. Isa Indrawan menegaskan kesiapan penuh Sumatera Utara. Ia memastikan bahwa pihaknya akan berperan dalam kepanitiaan nasional, mengirimkan delegasi, serta membantu merancang agenda kegiatan. Dengan sikap ini, Sumatera Utara bertekad menjadi contoh bagi daerah lain.
Usulan Penghargaan Tokoh Daerah
Menariknya, Sumatera Utara juga menyodorkan usulan agar sejumlah tokoh daerah menerima penghargaan khusus dari Presiden DMDI, TYT Tun Seri Setia H. Mohd Ali Rustam (Yang di-Pertua Negeri Melaka, Malaysia).
Penghargaan tersebut ditujukan kepada figur yang berkontribusi dalam pendidikan Islam, pemberdayaan ekonomi umat, dan pelestarian budaya Melayu Islam. Dengan demikian, konvensyen memberikan penghargaan nyata, bukan sekadar wacana.
Agenda Tambahan Konvensyen
Selain sidang utama, panitia menyiapkan International Conference on Islamic Community Studies. Kemudian, agenda diperkuat dengan road show ke kabupaten/kota, pelantikan pengurus daerah, dan program dakwah serantau.
Program dakwah ini menghadirkan penceramah dari Indonesia, Malaysia, dan Singapura. Oleh karena itu, kegiatan konvensyen akan terasa lebih hidup sekaligus membawa semangat ukhuwah Islamiyah lintas negara.
DMDI Sebagai Gerakan Nyata
Dalam keterangannya, Datuk Seri Said Aldi menegaskan bahwa DMDI tidak hadir sebagai wadah seremonial. Ia menekankan bahwa organisasi ini berfungsi sebagai gerakan nyata yang berlandaskan ukhuwah Islamiyah.
“Ini adalah panggilan untuk berkontribusi bagi umat dan kebangkitan peradaban Islam,” tegasnya.
Selain itu, ia juga mengingatkan bahwa konvensyen harus melahirkan gagasan aplikatif. Dengan demikian, setiap delegasi pulang membawa solusi konkret, bukan sekadar wacana.
Harapan untuk Konvensyen Jakarta
Menjelang Oktober, panitia optimistis konvensyen akan berjalan sukses. Lebih dari itu, forum ini diharapkan memperkuat jaringan internasional sekaligus melahirkan keputusan strategis untuk umat.
Pada akhirnya, kolaborasi DMDI Indonesia, Sumatera Utara, dan seluruh delegasi akan menegaskan peran Jakarta sebagai pusat diplomasi budaya dan agama. Oleh karena itu, Konvensyen ke-23 dipandang sebagai momentum penting kebangkitan Dunia Melayu Dunia Islam.