Indonesia Siapkan Konvensi DMDI Internasional, Ketua DPD Tekankan Peran Melayu dalam Pembangunan

konvensi dmdi

Jakarta, 2025 — Indonesia bersiap menjadi tuan rumah Konvensi Internasional Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI). Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI menegaskan bahwa kegiatan ini menjadi momentum penting untuk menampilkan peran masyarakat Melayu dalam pembangunan nasional serta memperkuat diplomasi budaya di kancah global.

Menurut Ketua DPD, masyarakat Melayu memiliki kontribusi besar dalam perjalanan sejarah bangsa. Karena itu, Indonesia berkomitmen menjadikan konvensi ini sebagai wadah untuk memperkuat kebersamaan antarnegara yang memiliki akar budaya Melayu-Islam. Dengan demikian, kegiatan ini diharapkan menghasilkan kerja sama yang berkelanjutan dan berdampak nyata bagi masyarakat.


Visi dan Tujuan Konvensi

Penyelenggara merancang Konvensi DMDI sebagai forum dialog dan kolaborasi budaya antarnegara. Selain itu, acara ini memiliki beberapa tujuan utama, yaitu:

  • Memperkuat identitas budaya Melayu dalam konteks global.
  • Membangun kerja sama lintas negara di bidang pendidikan, kebudayaan, dan sosial.
  • Menegaskan kontribusi masyarakat Melayu terhadap integrasi nasional dan pembangunan karakter bangsa.

Dalam pidato pembuka, Ketua DPD menegaskan bahwa budaya Melayu bukan hanya warisan leluhur, melainkan fondasi yang membentuk jati diri bangsa Indonesia. Ia juga menyoroti pentingnya nilai-nilai gotong royong, sopan santun, dan musyawarah yang menjadi ciri khas masyarakat Melayu.

“Budaya Melayu adalah pilar penting dalam peradaban Nusantara. Melalui konvensi ini, kita ingin menegaskan bahwa identitas Melayu berperan besar dalam membangun Indonesia yang berdaya dan berkarakter,” ujarnya.


Fokus Isu dan Agenda Utama

Konvensi ini menghadirkan beragam topik strategis yang relevan dengan tantangan global masa kini. Di samping itu, forum ini juga menjadi ruang pertukaran gagasan bagi para pemimpin budaya dan akademisi. Beberapa isu utama yang akan dibahas antara lain:

  1. Pelestarian Warisan Budaya Melayu — mencakup bahasa, kesusastraan, seni, dan tradisi lokal agar terus berkembang di era modern.
  2. Penguatan Kerja Sama Akademik — membangun jejaring antaruniversitas di negara-negara berpopulasi Melayu.
  3. Pemberdayaan Ekonomi Berbasis Budaya — mendorong pelaku UMKM mengembangkan produk dengan identitas Melayu.
  4. Diplomasi Bahasa Melayu — menjadikan bahasa sebagai jembatan komunikasi antarbangsa dan alat promosi kebudayaan.

Tak hanya itu, panitia juga menyiapkan workshop, pameran budaya, dan forum bisnis budaya. Dengan cara ini, para peserta dapat saling bertukar ide, mempresentasikan riset, serta menjalin kolaborasi ekonomi kreatif yang produktif.


Delegasi dan Partisipasi Negara Sahabat

Konvensi DMDI akan menghadirkan delegasi dari 23 negara, termasuk Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, Thailand Selatan, serta berbagai wilayah Melayu di Indonesia seperti Riau, Kalimantan Barat, dan Sumatra Selatan.

Kehadiran para perwakilan ini menegaskan semangat kolaborasi lintas negara Melayu-Islam. Dengan demikian, konvensi ini tidak hanya memperkuat jaringan budaya, tetapi juga membuka peluang kerja sama ekonomi dan pendidikan antarbangsa.

“Indonesia berkomitmen menjadi motor penggerak kolaborasi antarnegara Melayu. Konvensi ini akan menegaskan bahwa keberagaman adalah kekuatan bangsa,” jelas Ketua DPD.

Sementara itu, penyelenggara juga menargetkan agar hasil pertemuan dapat dituangkan dalam kesepakatan nyata yang memberi manfaat langsung bagi masyarakat di tingkat akar rumput.


Peran Indonesia dalam Diplomasi Budaya

Sebagai negara dengan populasi Melayu terbesar, Indonesia berperan penting dalam menjaga harmoni dan keberlanjutan hubungan antarbangsa. Oleh karena itu, melalui Konvensi DMDI, Indonesia berupaya memperkuat citra sebagai pusat kebudayaan Melayu di kawasan Asia Tenggara.

Pemerintah menilai bahwa diplomasi budaya dapat menjadi strategi efektif dalam memperkenalkan Indonesia di dunia internasional. Di sisi lain, kegiatan ini mendorong munculnya program konkret di bidang ekonomi kreatif, wisata budaya, dan pendidikan berbasis kearifan lokal.

“Kami ingin konvensi ini menghasilkan rekomendasi nyata yang bisa diterapkan di berbagai daerah Melayu di Indonesia,” tambah Ketua DPD.

Dengan kata lain, kegiatan ini bukan hanya forum diskusi, melainkan langkah nyata menuju sinergi pembangunan berbasis budaya.


Persiapan dan Langkah Pelaksanaan

Panitia nasional terus menuntaskan berbagai tahapan persiapan. Beberapa langkah yang telah dilakukan antara lain:

  • Menentukan lokasi strategis penyelenggaraan konvensi di kota besar Indonesia.
  • Mengirim undangan resmi kepada negara anggota DMDI dan tokoh budaya Melayu dunia.
  • Menyusun rangkaian acara berupa seminar, pameran, dan diskusi tematik.
  • Menyiapkan publikasi hasil rekomendasi untuk disampaikan kepada lembaga pemerintah dan pemangku kebijakan.

Selain itu, Ketua DPD menegaskan bahwa pelaksanaan konvensi harus memberikan dampak nyata. Oleh karena itu, kegiatan ini dirancang tidak hanya sebagai seremoni tahunan, melainkan sebagai upaya berkelanjutan untuk memperkuat sinergi budaya dan pembangunan nasional.


Melayu sebagai Kekuatan Bangsa

Konvensi DMDI menjadi simbol kebangkitan nilai-nilai Melayu dalam pembangunan bangsa. Seiring dengan meningkatnya kesadaran budaya, masyarakat Melayu diharapkan terus berkontribusi terhadap kemajuan Indonesia melalui karya nyata dan kolaborasi lintas daerah.

“Kami ingin memastikan bahwa Melayu tidak hanya dikenal karena warisan budayanya, tetapi juga karena perannya dalam memajukan bangsa,” tutup Ketua DPD.

Pada akhirnya, Konvensi DMDI Internasional di Indonesia diharapkan mampu memperkuat identitas budaya serta memperluas kerja sama lintas negara menuju masa depan yang inklusif dan berdaya saing.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *